- Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam selalu berwudhu’
untuk setiap shalat dalam sebagian besar kebiasaan beliau, tapi
terkadang beliau melakukan beberapa shalat dengan satu kali wudhu’[1]
Beliau memperingatkan ummatnya agar tidak berlebihan memakai air saat
berwudhu’, karena akan terjadi pada ummat ini orang yang melampaui
batas dalam bersuci.[2]
Beliau bersabda: “Sesungguhnya terdapat setan bernama walhan yang selalu menggoda saat berwudhu’, maka hindarilah keraguan saat mempergunakan air.”
Beliau tetap memperingatkan agar tidak berlebihan dalam mempergunakan air (untuk thaharah) sekalipun berada di sungai yang mengalir.
- Disebutkan dalam riwayat yang shahih bahwa beliau terkadang mencuci anggota wudhu’ satu kali-satu kali, terkadang dua kali-dua kali, terkadang tiga-kali-tiga kali bahkan terkadang sebagian anggota wudhu’ dibasuh dua kali sementara anggota yang lain dibasuh tiga kali. Pada saat berwudhu,’ terkadang beliau berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung dengan satu cedokan-mempergunakan tangan kanan saja-dan terkadang pula dengan dua kali atau tiga kali cedokan. Beliau selalu berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung secara bersamaan; sebagian air untuk berkumur dan sebagiannya lagi untuk (mencuci) hidung. Sebab air yang satu cedokan tidak mungkin dimanfaatkan kecuali untuk berkumur dan mencuci hidung sekaligus. Tetapi, jika dua dan tiga cedokan air, maka (berkumur dan mencuci hidung) bisa dilaksanakan dengan cara dipisah atau bersamaan, namun praktik beliau shallallahu ‘alaihi wassalam dengan mengerjakannya secara bersamaan, seperti yang ditegaskan pada sebuah riwayat di dalam Al-Shahihaini dari hadits Abudllah bin Zaid.
- Dan beliau memasukkan air kedalam hidung (saat berwudhu’) dengan
tangan kanan lalu mengeluarkannya dengan tangan kiri. Juga terkadang
mengusap seluruh kepala beliau dengan mengarahkan tangan ke bagian depan
kepala lalu menariknya kembali ke bagian belakang dan beliau tidak
mengulang-ulangi mengusap kepala, akan tetapi cukup mengusapnya satu
kali saja. Terkadang juga, beliau mengusap kepala dan terkadang juga
mengusap sorban. Dan tidak ada dalam tuntunan beliau saat mengusap
kepala hanya cukup dengan mengusap ubun-ubun saja sekalipun pendapat ini
cukup mendapat perhatian baik dalam kitab fathul bari 1/304 dan dalam
sunan Abu Dawud 147 dari hadist riwayat Anas. Lalu mencuci kedua kaki
beliau saat tidak memakai dua khuf atau dua kaos kaki dan cukup dengan
cara mengusap kaki saat memakai dua khuf atau dua kaos kaki. Belaiu
mengusap kedua telinga bersamaan dengan mengusap kepala baik telinga
bagian luar atau bagian dalam. Tidak terdapat dalam tuntunan beliau yang
menerangkan bahwa beliau mengusap kedua telinga tersebut dengan
mengambil air yang baru secara terpisah (dari air untuk mengusap kepala)
kecuali astar yang shahih dari Ibnu Umar, di mana beliau melakukannya,
seperti yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa’.
Tidak ada satu hadistpun yang menerangkan bahwa beliau mengusap leher.
Juga tidak terdapat dalam sunnah beliau yang meyatakan bahwa beliau
membaca do’a-do’a tertentu saat berwudhu’ selain basmlah dan semua
hadist yang menyebutkan tentang bacaan-bacaan tertentu dalam berwudhu
adalah bohong dan palsu dan tidak ada tuntunan bacaan apapun kecuali
basmlah pada permulaan wudhu,’ seperti yang disebutkan dalam riwayat Abu
Dawud dan bacaan do’a saat selesai dari berwudu’ dengan do’a yang sudah
dikenal yang diriwayatkan oleh Turmudzi yang bunyinya:
أَشـْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْـهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْـدُهُ وَرَسُـوْلُهُ اَللّهُمَّ اجْـعَلْنِي مِنَ التَّـوَّابِيْنَ
وَاجْـعَلْنِي مِنَ اْلُمتَطَهِّرِيْنَ
“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad hambaNya dan utusanNya, ya Allah jadikanlah diriku termasuk orang-orang yang selalu bertaubat dan orang-orang yang selalu bersuci”Di dalam hadist yang lain dalam sunan al-Nasa’i disebutkan:
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْـدِكَ أَشْـهَدُ أَلاَّ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَـغْفِـرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Maha Suci Engkau wahai Tuhanku dan segala puji milik-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan hak kecuali Dirimu dan aku mohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu”
Dan tidak terdapat dalam sunnah beliau yang menerangkan bahwa beliau melampui kedua siku dan kedua mata kaki saat berwudu, akan tetapi beliau mencuci keduanya tanpa melampui ukurannya sehingga melewati kedua lengan (atas) atau kedua betis. Penjelasan ini menerangkan tentang apa yang disebutkan dalam hadits riwayat Abu Hurairah seputar sifat wudhu’ Nabi r dalam shahih Muslim no 246.
- Terkadang, beliau menyeling-nyeligi jenggot ketika berwudhu’, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Turmudzi dalam hadits yang shahih. Artinya, perbuatan ini tidak dilakukan secara berkesinambungan melainkan terkadang saja.
- Beliau tidak berkesinambungan dalam menyeling-nyelingi antara jari-jari.
- Beliau tidak mengeringkan bekas wudhu’ dengan mengusap anggota wudhu’ setelah selesai berwudu’ dan tidak ada keterangan satu hadistpun yang meneyebutkan hal tersebut. Adapun hadits riwayat ‘Aisyah dan Mu’az bin Jabal yang menerangkan bahwa: “Nabi r memiliki sapu tangan yang dipergunakan untuk mengusap air wudhu’. Hadits ini lemah dan tidak boleh dipergunakan untuk berhujjah, menetapkan sebuah hukum.
[1]
HR Muslim dan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar