]] Dynamic Blog: "2 Gunung Yang Jika Meletus Bisa Mempercepat Kiamat"

Sabtu, 12 Mei 2012

"2 Gunung Yang Jika Meletus Bisa Mempercepat Kiamat"

 Jangan percaya sama yang begituan!!!!!!


Aktivitas beberapa gunung
berapi akhir-akhir ini tentu
mengisyaratkan kita sebagai
manusia untuk lebih mawas diri,
bersiap, dan terus belajar
untuk lebih memahami alam
sekitar kita. Sebuah contoh
kecil adalah Gunung Soputan di
Minahasa yang terus-menerus
membingungkan para ahli
dengan aktivitasnya yang ganjil
dan tak henti-hentinya.
Kemudian juga Anak Gunung
Krakatau yang semakin


menunjukkan gejala aktif.
Bahkan hari ini sempat
menyemburkan abu sampai
ratusan meter tingginya.
Semua aktivitas-aktivitas itu
jangan pernah dianggap remeh.
Ilustrasi Kiamat
Saya membaca, mempelajari,
dan meyakini bahwa ada begitu
banyak gunung berapi yang
sangat berbahaya di dunia ini.
Tapi ada juga yang bukan
hanya berbahaya melainkan luar
biasa berbahaya dan ganasnya
tatkala ia meletus. Gunung
Tambora misalnya, adalah salah
satu gunung yang ledakannya
termasuk paling dahsyat di
dunia (VEI 7).
Ada juga ledakan gunung Tanpo
di Finlandia yang maha dahsyat
itu. Tapi yang paling terkenal
walaupun masih kalah dahsyat
dibanding ke dua gunung tadi,
adalah Gunung Krakatau (VEI 6)
yang berada di Selat Sunda Ia
lebih dikenal dan terkenal
diolehkarenakan Gunung
Krakatau meletus ketika
populasi manusia sudah cukup
padat, sains dan teknologi
telah berkembang, bahkan juga
telegraf sudah ditemukan, dan
kabel bawah laut sudah
dipasang.
Menurut para ahli, suara yang
paling keras yang pernah
terdengar terjadi pada tanggal
27 Agustus 1883, ketika gunung
berapi Krakatau itu mengamuk
tak karu-karuan, ia meletus
dengan letusan paling hebat
dalam sejarah, menewaskan
tidak kurang dari
35.000-36.000 jiwa. Enam
kilometer kubik campuran lahar
dan debu terlontar ke udara
dan belakangan awan debunya
tersebar ke seluruh dunia dan
mewarnai matahari terbenam di
pelosok-pelosok dunia selama
tiga tahun setelahnya.
Matahari bersinar redup selama
setahun penuh. Abu yang
beterbangan bahkan terlihat
jelas di langit New York
Amerika. Suaranya terdengar
sampai ke Pulau Rodriquez di
Samudra Pasifik yang jaraknya
hampir 5.000 kilometer dari
gunung itu. Pokoknya, luar
biasa sangat. Tak terpikirkan.
Tak terbayangkan. Letusan
Gunung Krakatau adalah
bencana besar pertama di dunia
setelah penemuan telegraf
bawah laut, makanya ia
tercatat manis dalam sejarah
pahit.
Jauh sebelumnya memang sudah
ada letusan gunung yang
dinyatakan paling dahsyat
dalam sejarah. Letusan
Krakatau dianggap hanya
sebagai batuk kecil dibanding
letusan gunung ini. Dialah si
Gunung Toba, dan letusannya
hampir memusnahkan gseluruh
umat manusia di planet Bumi
sekitar 73.000 tahun lalu. Toba
memiliki diameter 90 kilometer
di pulau yang sekarang kita
kenal dengan nama Sumatera
itu memakan korban luar biasa
banyak.
Letusannya pada VEI 8
bersamaan dengan gelombang
besar tsunami, ada sekitar
2.800 kilometer kubik abu yang
dikeluarkan, yang menyebar ke
seluruh atmosfir bumi kita. Dan
para ahli mengatakan hal itu
menyebabkan populasi manusia
saat itu hampir punah, hanya
menyisakan sekitar 5000
sampai 10.000 manusia saja.
Tapi itu dulu, sekarang ini
menurut saya ada dua jenis
gunung yang harus diwaspadai
lebih lagi. Dua gunung yang
bakalan mempercepat kiamat
seandainya mereka mengamuk,
dan meletus.
Yellowstone. Yellowstone boleh
saja dianggap sama seperti
gunung berapi lainnya, tapi
bedanya Yellowstone adalah
super volcano (atau dikenal
dengan super V), yang jelas-
jelas lebih kuat dan lebih
dahsyat dari gunung berapi
biasa. Super volcano yang ada
di dunia ini banyak, tapi selama
berabad-abad mereka bisa
tersembunyi dengan aman
tanpa kita ketahui.
Kenapa bisa? Karena kalau
gunung berapi biasa, ujungnya
mengerucut ke atas seperti
bentuk piramida, maka Super V
mengerucut ke bawah (piramida
terbalik). Moncongnya
membenam jauh ke dasar bumi,
hal mana menjadikannya sangat
berbahaya.
Nah, super volvano paling besar
yang sudah ditemukan adalah
di taman wisata bernama
Yellowstone National Park,
Wyoming Amerika Serikat.
Dibawah dasar bumi yang
terlihat asyik, kalem, dan
mempesona di Yellowstone
National Park itu sebenarnya
tersimpan sesuatu yang maha
dahsyat. Yang amat berbahaya
bagi kelangsungan hidup
manusia modern. Ini disebut
juga caldera.
Di dalamnya tersimpan gas
gunung berapi yang sudah
terkurung selama ratusan
tahun, magma yang luar biasa
banyaknya, serta batu-batu
gunung yang sangat keras.
Tingkat kekuatan ledakan
Yellowstone diperkirakan berada
pada tingkatan paling tinggi
yang paling mungkin terjadi
dalam sejarah yaitu VEI 8, atau
dikenal dengan The Highest
Possible Level of Volcano
Explosivity Index. Kalau ledakan
itu terjadi, bukan hanya
Amerika yang akan tenggelam,
tapi dunia bakalan ‘kiamat’.
Pertanyaannya adalah: Akankah
Yellowstone meletus?
Beberapa fakta dan data
mengamini itu. Jawaban para
ahli mendukungnya. Akhir-akhir
ini aktivitas Yellowstone
semakin meningkat. Bahkan
Amerika memiliki sebuah badan
khusus yang tugasnya
memantau aktivitas gunung ini
setiap bulannya.
Ada beberapa tanda-tanda yang
mulai terlihat, misalnya saja
temperatur yang dimiliki danau
glacial di Yellowstone mulai
meningkat. Timbunan-timbunan
di dasar danau semakin
bertambah besar. Ventilasi
hawa panas disepanjang Norris
Geyser rupa-rupanya juga
mengakibatkan temperatur
tanah dataran sekitar situ
meningkat sangat signifikan.
Gunung Berapi AYellowstone
Pada bulan Oktober 2011 lalu,
sebuah badan kerja sama yang
terdiri dari badan pemantau
Super V Yellowstone yaitu The
Yellowstone Volcano
Observatory (YVO) dan lembaga
survey geologi Amerika, dikenal
dengan nama The U.S.
Geological Survey (USGS),
sudah mencatat begitu banyak
aktivitas gempa di National
Park itu. Tercatat sekitar 27
gempa telah terjadi.
Bulan sebelumnya (September
2011) bahkan lebih banyak lagi
yaitu 45 kali gempa. Pada bulan
Juli terjadi aktivitas gempa 50-
an kali. Ini jelas menandakan
keaktifan Yellowstone semakin
menampak. Memang letusan
Yellowstone yang paling akhir
terjadi sekitar 70.000 tahun
lalu. Tapi kapan ia akan kembali
meletus? Masih tanda tanya.
Anak Krakatau. Anak yang
terlahir ini bukanlah anak
haram. Ia memang lahir setelah
orang tuanya lenyap. Tepatnya
40 tahun setelah kepergian
Induk Krakatau yang meletus
mahadahsyat, lalu kemudian
melahirkan anak yang terus
bertumbuh besar. Hari lahirnya
tercatat resmi pada tahun
1927. Munculnya gunung api
yang dikenal sebagai Anak
Krakatau dari kawasan kaldera
purba tersebut tentu
menimbulkan rasa was-was
yang sama. Akankah ia akan se-
ganas dan se-dahsyat
leluhurnya?
Faktanya, tiap tahun ia
bertumbuh dan bertambah
tinggi. Melalui kalkulasi maka
para ahli menyimpulkan bahwa
kecepatan pertumbuhan
tingginya sekitar 20 inci per
bulan. Oleh karena itu
diketahuilah berapa penambahan
tinggi setiap tahunnya. Saat
ini, ketinggian Anak Krakatau
sudah mencapai sekitar 230
meter di atas permukaan laut,
sementara induknya yaitu
Krakatau sebelumnya memiliki
tinggi 813 meter dari
permukaan laut.
Kita mungkin trauma dan takut
dengan peristiwa sejarah kelam
meletusnya Gunung Krakatau.
Betapa banyak jiwa menjadi
korban dari amukan gunung
yang sungguh luar biasa itu.
Dan betapa kita tak bisa
mencegah sebuah gunung
untuk supaya tidak meletus.
Menurut sorang ahli bernama
Simon Winchester, bahwa
realita-realita geologi, seismik
serta tektonik di Jawa dan
Sumatera yang aneh akan
memastikan bahwa apa yang
dulu terjadi pada suatu ketika
akan terjadi kembali. Tak ada
yang tahu pasti kapan Anak
Krakatau akan meletus. Tapi ia
diperkirakan akan mengikuti
jejak induknya. Beberapa ahli
geologi memprediksi letusan ini
akan terjadi antara tahun
2015-2083.
Tapi ada beberapa pakar lainnya
yang menyatakan bahwa tidak
ada teori yang masuk akal
tentang Anak Krakatau yang
akan kembali meletus dalam
waktu dekat ini. Tapi mereka
menegaskan, kalau sampai ia
meletus makaakan sangat
bebahaya. Andaikata ia benar-
benar meletus setelah
tingginya melampaui induknya,
jelas sekali angka korban yang
ditimbulkan akan lebih dahsyat
dari letusan induknya. Lalu
kapan ia akan meletus dan
mempercepat kiamat? Tidak ada
yang tahu. Kita hanya mampu
menganalisa dan memprediksi
kekuatan alam, tapi hanya
Tuhan yang maha mengetahui.
Seandainya Super V-Yellowstone
dan Anak Krakatau meletus,
batu-batu luar biasa besar, lava
panas, kumpulan magma dan
semua isi perut gunung akan
terlontar ke udara dengan
kecepatan supersonic. Kota-
kota disekitarnya terancam
bahaya besar. Pada tingkat
berikutnya adalah racun-racun
radioaktif yang berhamburan
jatuh dari angkasa.
Anak Gunung Krakatau
Awan abu beterbangan di atas
benua-benua, menghentikan
semua jadwal penerbangan
yang ada, menurut estimasi
bisa selama 3-5 tahun. Awan
abu itu juga akan menutup
sinar matahari. Akibatnya?
Sungguh mengerikan, karena
tertutupnya sinar matahari
menyebabkan menurunnya
temperatur udara dan sangat
mungkin diikuti oleh apa yang
dikenal sebagai “nuclear
winter” (hujan nuklir).
Tidak ada penerbangan, tidak
ada satelit, tidak ada hubungan
radio apapun, dan hujan
radioaktif semakin memperparah
keadaan. Teknologi menjadi
putus bahkan mati sama sekali,
tentu ini menyisahkan
pertanyaan maha penting:
Tanpa teknologi, bagaimana
nasib generasi sesudah letusan
itu?
Gambaran mahadahsyat
tentang letusan luar biasa,
yang tentunya akan membuat
umat manusia, kalaupun tidak
punah seluruhnya akan
mengalami masa-masa sulit,
dimana hidup yang manusia
rasakan saat ini berubah total
dan drastis.
Sangat mungkin mendekati
jaman ketika teknologi belum
ditemukan, sementara sakit
penyakit terus mewabah luas
dan dengan intesitas amat
tinggi. Semoga saja ini tidak
terjadi pada generasi kita, dan
generasi anak cucu kita. Tapi
satu hal yang pasti kita harus
lebih peka dan lebih menyayangi
bukan saja terhadap sesama
kita manusia, tapi juga
terhadap bumi dan alam dimana
kita hanya menumpang tinggal
ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar