]] Dynamic Blog: Raport hilang, anak ini harus ulang dari kelas 1 SD

Jumat, 13 Juli 2012

Raport hilang, anak ini harus ulang dari kelas 1 SD

Adalah seorang anak SD kelas 4 yang bernama Aldi telah kehilangan raport. Waktu hilangnya ketika ia hendak ujian kenaikan kelas 5. Atas pertimbangan tidak ada data untuk mengisi raport pengganti, maka pihak sekolah memutuskan agar Aldi mengulang kembali dari kelas 1 agar nilai raportnya bisa diisi kembali. Merasa keberatan, orang tua Aldi memindahkan ke sekolah lain. Dan lagi-lagi penyelesaian yang sama juga disarankan oleh sekolah Aldi yang baru, yakni Aldi harus mengulang kembali pelajarannya dari kelas 1. Akibatnya Aldi yang saat ini berumur 10 tahunan harus kembali satu kelas dengan murid-murid baru yang baru berumur sekitar 6 atau 7 tahun. Benar-benar solusi yang kurang bijaksana menurut saya. Terlepas karena hilangnya raport di rumah ataupun di sekolah, entah itu disengaja atau tidak, tetap saja jika harus mengulang bukanlah keputusan yang tepat. Apalagi Aldi juga mengatakan malu karena teman-temannya bukanlah teman seumuran dia,
dalam arti saat ini di kelas ia adalah murid tertua. Sungguh disayangkan!
Saya sendiri bukan pendidik. Saya juga bukan orang yang mengerti tentang pendidikan yang baik itu seperti apa. Tapi ketika seorang anak kehilangan raportnya terus diharuskan mengulang dari kelas 1  demi mengisi nilai raportnya, koq ya batin saya berontak. Terus kalau misalnya kasus raportnya hilang karena tertelan banjir atau kebakaran karena rumahnya kebakaran, apakah juga mesti mengulang pelajaran dari awal? Haruskah seorang anak membuang waktu hanya untuk mengulang sekolah yang seharusnya tidak perlu untuk dilakukan. Bukankah seharusnya pihak sekolah atau minimal guru yang mengajar punya data nilai murid-muridnya. Kenapa tidak bisa menyalin ulang nilai-nilai tersebut? kalau gurunya atau pihak sekolah tidak punya data nilai, ini yang patut dipertanyakan. Lagi pula apalah arti sederetan nilai-nilai itu kalau di jaman serba “canggih” ini nilai seberapa pun bisa koq diminta asal “wani piro?‘ hahaha. Tak bisakah pihak sekolah memberikan semacam surat keterangan yang menyatakan bahwa Aldi memang telah kehilangan raport. Toh nanti jika melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, SMP misalnya yang dibutuhkan bukan nilai raport apalagi nilai kelas 1 hingga 4. Yang lebih diperlukan untuk mendaftar ke SMP adalah nilai UAN dan UAS, bukan nilai kelas 1 hingga klas 4. Kalaupun ada syarat-syarat tertentu, misalnya ke RSBI yang biasanya seleksinya sebelum keluar nilai UAN dan UASnya, maka yang dipakai adalah nilai raport sejak kelas 5 hingga kelas 6 semester satu bukan kelas 1 hingga kelas 4. Jadi menurut saya keputusan pihak sekolah, baik sekolah lama ataupun sekolah yang baru tetap saja tidak menguntungkan Aldi. Hak-hak Aldi untuk menikmati pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi jadi terhambat. Sungguh saya prihatin tadi melihat Aldi yang seharusnya tahun ini duduk di kelas 5, dengan terpaksa duduk di kelas 1. Bukan lantaran bodoh, tapi karena kehilangan raport.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar