TRIBUNNEWS.COM - Setelah kematian putra mahkota kerajaan, Pangeran Nayef, Arab Saudi harus menghadapi berbagai persoalan terutama Raja Abdullah untuk mencari penggantinya. Apalagi, sebagai penghasil minyak terbesar di dunia, Arab Saudi menghadapi rivalitas dengan Iran yang beraliran Syiah. Demikian dilansir AP, Senin (18/6/2012).Arab Saudi juga menghadapi persoalan lain terkait makin meningkatnya pengangguran di kalangan muda dan ancaman Al Qaida di Semenanjung Arab yan berbasis di Yaman. Ancaman terbesarnya adalah Al Qaida yang berbasis di Yaman mengancam akan menyerang Arab Saudi untuk menggulingkan kerajaan yang saat ini dipegang keluarga Al-Saud.
Penunjukan putra mahkota yang baru sepertinya tak akan mengubah kebijakan kerajaan dalam waktu jangka pendek namun mungkin akan memberikan pengaruh terhadao reformasi yang dimulai Raja Abdullah.
"Kami meminta kepada Allah untuk menolong
Raja Abdullah memilih orang yang tepat untuk menanggung beban yang sulit saat ini baik di level negara Arab maupun komunitas Islam," jelas Pangeran Mishaal bin Abdullah bin Turki al-Saud saat diwawancarai Reuters. Pangeran Salman disebut-sebut calon kuat pengganti Pangeran Nayef.
Salman, yang lebih pragmats dan memiliki hubunungan yang kuat dengan para ulama yang mendominasi dunia politik Arab Saudi, ditunjuk sebagai menteri pertahanan pada tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar