]] Dynamic Blog: Tua-tua Keladi, Buku Tua Langka Makin Dicari

Minggu, 24 Juni 2012

Tua-tua Keladi, Buku Tua Langka Makin Dicari

Buku tua di Jakarta Book Fair 2012 Jakarta Tidak semua buku tua yang termakan usia hanya teronggok di gudang atau berakhir nasibnya sebagai pembungkus kacang rebus. Banyak buku tua yang justru jadi buruan, karena menyimpan nilai sejarah tinggi atau dinilai sebagai buku langka.

Tidak heran toko penjual buku tua dan langka menunjukkan eksistensinya. Bahkan dalam pameran-pameran buku, penjual buku tua dan langka tak mau ketinggalan.

"Saya jual buku tua begini karena memang ada peminatnya. Tidak mungkin saya tawarkan kalau permintaannya tidak ada ada," kata Azmi,
pengelola Daud Buku Rare Books, yang membuka stan di Jakarta Book Fair, Istora, Senayan, Jakarta. Hal itu disampaikan dia kepada detikcom, Sabtu (23/6/2012). Kegiatan ini digelar 23 Juni hingga 1 Juli 2012.

Paling mahal harga buku yang dijualnya adalah Rp 25 juta. Buku itu adalah tentang kisah Rainer de Klerk, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-31. de Klerk merupakan pendiri Museum Gajah pada tahun 1778 yang awalnya dinamai Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Nah, rumah de Klerk, villa Molenvliet, dijadikan Gedung Arsip Nasional setelah de Klerk meninggal.

Buku itu diterbitkan di Utrecht, Belanda, pada sekitar tahun 1788. Mengapa buku itu mahal? "Karena usianya, karena langka, karena penulisnya bagus, dan ada juga buku menjadi mahal karena dulunya pernah dilarang," terang Azmi.

Kebanyakan buku langka dicari orang adalah tentang sejarah daerah. Peneliti maupun kolektor adalah orang-orang yang menyasar toko seperti yang dikelola Azmi.

"Buku paling tua di sini tahun 1788 dan yang paling muda tahun 1980-an," ucap Azmi.

Selain memiliki toko buku tua dan langka, Azmi juga mengelola toko buku second hand. Kebanyakan yang dia jual adalah komik, novel, dan majalah. Menurut dia, bisnis ini pun menjanjikan. Sebab tidak semua orang tertarik dengan buku baru.

"Sejak pagi, di sini ramai pengunjung," ucap dia sambil menunjuk stan penjualan buku second.

Vira, salah seorang pengunjung sibuk memilih komik second yang bertumpuk di rak. Dia memilih membeli komik second karena menurutnya komik yang dia inginkan tak lagi ditemui di toko buku kebanyakan.

"Setiap generasi punya zamannya sendiri. Zaman saya SD-SMP dulu komiknya seperti ini. Kebetulan sedang mengoleksi komik zaman dulu. Lumayan buat dibaca sebelum tidur," ucapnya sambil menunjukkan komik manga Jepang berseri dengan judul 'Popcorn'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar