TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - "Ngarep untung, eh malah buntung." Itulah kalimat yang dilontarkan Angky Andini (21), korban penipuan belanja online kepada Tribun, saat melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolresta Palembang, Kamis (7/6/2012).
Mahasiswi Politeknik (Poltek) Palembang tertipu membeli tiket pesawat Lion Air jurusan Palembang-Denpasar (Bali) melalui internet, Sabtu (2/6/2012) lalu.
Tiket pesawat ia beli seharga Rp 4.899.000 untuk dua orang, pulang pergi (PP). Tiket dibeli untuk kedua orangtuanya, Suprianto (47) dan Tutik (45), yang hendak berlibur ke Bali pada 26 Juni mendatang
"Saya pikir ini murah, makanya saya booking dua tiket pulang pergi. Saya mentransfer uang ke rekening BNI atas nama Haris. Saya kirim melalui mesin ATM BNI di area
Kenten," jelas warga Jalan RA Gaja Mudin, Kompleks Gria Kenten Damai, RT 53 Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sako, Palembang, Sumatera Selatan.
Pelaku, lanjutnya, tidak meminta uang dikirim sekaligus, melainkan bertahap.
Pertama, pelaku meminta Rp 1.800.000 sebagai uang muka, dan satu jam kemudian meminta sisanya dilunasi, sebesar Rp 3.099.000 ke rekening yang sama.
"Percayo bae kami. Sisa uang yang diminta langsung aku kirim lagi. Eh, dak taunyo aku tertipu. Ini pertama kali saya beli tiket dengan cara online. Dak lemak nian rasonyo gara-gara hal ini, ayah dan ibu langsung membatalkan niatnya liburan," tutur Angky dengan logat Palembang.
Kanit SPKT Mapolresta Palembang Ipda Ujang membenarkan laporan Angky. Laporan tercatat dalam No Pol: LP/B-1480/VI/2012/Sumsel/Resta.
"Modus yang digunakan penipuan dengan cara penjualan online. Atas pelanggaran, terlapor dikenakan pasal 378 KUHP," kata Ujang.
Sesuai pengaduan korban, penipuan baru diketahui setelah Angky mengecek untuk memastikan kebenaran tiket pesanan di loket tiketing Lion Air di Bandara SMB II Palembang.
"Saat ditanya, ternyata nama mereka tidak ada dan tidak pernah memesan tiket. Setelah itu, korban dan ibunya langsung melapor ke Polresta Palembang," imbuh Ujang.
Angky biasanya membeli tiket langsung ke konter agen, atau ke loket maskapai di Bandara Internasional SMB II Palembang.
"Aku memang disuruh beli tiket Lion Air oleh ayah dan ibu. Namun, aku pikir langsung bae lewat online, sekaligus coba-coba beli tiket penerbangan lewat online," ungkapnya.
Lantas, ia membuka situs-situs di internet. Kemudian, ia mengunjungi sebuah situs penjualan tiket pesawat maskapai Lion Air.
Tanpa pikir panjang, Angky langsung melakukan transaksi. Setelah itu, ia diminta menghubungi nomor telepon yang tertera di layar komputer.
"Dari situlah awal mulanya. Setelah seteleponan itu, saya menuruti apa maunya dia. Seolah-olah saya terhipnotis," paparnya.
Tutik (45), ibu Angky menyatakan, ia dan suami berencana membatalkan liburan ke Bali. Ini ia lakukan bukan karena tidak memiliki uang, melainkan khawatir jika berangkat akan ada hal yang tidak diinginkan.
"Saya kira lebih baik ditunda saja dulu liburannya. Karena, ini kan sudah ada musibah, takutnya nanti akan ada hal yang tidak diinginkan," cetusnya.
Devi Kurniati, Station Manager Lion Air di Bandara Internasional SMB II, mengimbau agar pengguna jasa Lion Air berhati-hati terhadap penipuan penjualan tiket online.
Sebaiknya, imbau Devi, pembeli datang langsung ke loket resmi, ketimbang melakukan pembelian online.
"Situs online ini bisa dibuka oleh siapa saja. Karena itu ada baiknya konsumen berhati-hati dan beli langsung tiket ke agen resmi atau langsung ke tiketing Lion Air," katanya kepada Tribun melalui telepon.
Devi menambahkan, hingga kini Lion Air tidak menjual tiket langsung rute Palembang-Denpasar (Bali), melainkan hanya menjual tiket penerbangan rute Palembang-Jakarta dan sebaliknya.
"Untuk kasus yang dialami konsumen ini kami belum tahu. Sampai saat ini saya belum mendapatkan informasi tersebut," bebernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar